Tuna grahita adalah
keadaan keterbelakangan mental, keadaan ini juga disebut retardasi mental.
A.
Tujuan
Pembelajaran
Melalui SLB ini,
penderita tuna grahita diharapkan mampu mempelajari berbagai keterampilan. SLB
untuk tuna grahita menekankan pada bina diri dan sosialisasi.
B.
Pendidikan
SLB ini difasilitasi
dengan pengajar khusus untuk tuna grahita didampingi oleh psikolog dan tim
medis yang diperlukan untuk memantau perkembangan anak tuna grahita tersebut.
C.
Pengajar/
Pendamping
SLB ini difasilitasi
dengan pengajar khusus untuk tuna grahita didampingi oleh psikolog dan tim medis
yang diperlukan untuk memantau perkembangan anak tuna grahita tersebut.
D.
Desain
Belajar
Pembelajaran yang
digunakan dalam SLB ini adalah Teacher Centered Learning (TCL). Kelas dibuat
berwarna-warni agar anak tidak merasa jenuh dalam belajar. SLB ini lebih
difokuskan dalam hal terapi gerak, terapi bermain, kemampuan merawat diri, dan
keterampilan hidup. Misalnya anak diajak untuk mencontoh gerakan-gerakan senam
sederhana setiap hari, belajar mencuci tangan dan kaki ketika kotor, memainkan
permainan sederhana secara berkelompok, belajar merapikan rambut sendiri (untuk
anak perempuan), belajar menyanyikan lagu-lagu berlirik pendek secara
bersama-sama, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar