DASAR
PERTIMBANGAN, KEBIJAKAN, DAN KONSEP KEBERBAKATAN DAN KREATIVITAS
A.
Dasar Pertimbangan untuk Pengembangan
Kreativitas
1. Hakikat
pendidikan
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat
menentukan bagi perkembangan dan perjuwudan diri individu, terutama bagi pembangunan
bangsa dan negara. Tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan lingkungan
yang memungkinkan anak didik untuk mengambangkan bakat dan kemamuannya secara
optimal. Pendidikan bertanggung jawab untuk memandu serta memupuk bakat
tersebut. Kreativitas atau daya cipta memungkinkan Penemuan baru dalam bidang
ilmu dan teknologi, serta dalam semua
bidang usaha manusia lainnya.
2. Kebutuhan
akan kretivitas
Ditinjau dari asek kehidupan mana pun,
kebutuhan akan kreatifitas sangat lah terasa. Tidak berlebihan jika dikatakan
bahwa saat ini kita semua terlibat ancaman maut akan kelangsungan hidup.
Perhatian utama terhadap kreativitas dan kesadaran akan pentingnya bagi dunia
ilmu pengetahuan datang dari bidang diluar psikologi.
3. Kendala
dalam pengembangan kreativitas
Salah satu kendala utama terhadap studi
kreativitas adalah pengertian tentang kreativitas sebagai sifat yang di warisi
oleh orang yang berbakat luar biasa atau genius. Kreativitas diasumsikan
sebagai sesuatu yang dimiliki dan tidak dapat yang banyak dilakukan melalui
pendidikan untuk mempengaruhinya. Sebab utama lain dari kurangnya perhatian
dunia pendidikan dan psikologi terhadap kretivitas terletak pada kesulitan
merumuskan konsep kreativitas sendiri
4. Hubungan
kreativitas – intelegensi
Guilford dengan pidatonya yang terkenal
pada tahun 1950 memberi perhatian terhadap masalah kreativitas dalam pendidikan
menyatakan bahwa pengambangan kreativitas ditelantarkan dalam pendidikan
formal, padahal amat bermakna bagi pengembangan potensi anak secara utuh dan
bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan seni budaya. Menurut Utami Munandar tahun
1977 dibuktikan bahwa tes kreativitas sebagai dimensi fungsi kognitif yang
relatif bersatu yang dapat dibedakan dari tes intelegensi, tetapi berfikir
divergen juga menunjukkan hubungan yang bermakna dengan berpikir konvergen
5. Peran
intelegensi dan kreativitas terhadap prestasi sekolah
Adapun kombinasi dari inteligensi dan
kreatifitas lebih efektif lagi sebagai prediktor prestasi sekolah dari pada
masing-masing ukuran sendiri. Implikasi nya terhadap pendidikan ialah bahwa
untuk tujuan seleksi dan identifikasi bakat sebaiknya menggunakan kombinasi
dari tes intelegensi dan tes kreativitas.
6. Sifat
kreatif sebagai non-aptitude traid dari kreativitas
7. Sikap
guru dan orang tua mengenai kreativitas
B.
Dasar Pertimbangan Untuk Pendidikan Anak
berbakat
Adapun
dasar pertimbangan untuk pengadaan pendidikan anak berbakat ialah bertumpu pada
hakikat pendidikan untuk mengusahakan lingkungan pendidikan yang memungkinkan
bakat dan kemamuan seseorang berkembang secara optimal. Karna otensi anak yang
berbeda-beda, maka pendidikan perlu memperhatikan perbedaan potensi tersebut.
Jika tidak diberikan pengalaman pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan
pendidikan anak berbakat, mereka dapat menjadi mempunyai konsep diri yang
negatif.
C.
Kebijakan
1. Kebijakan
tentang pelayanan pendidikan anak berbakat
-
Dinyatakan dalam Undang-undang republik
Indonesia nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 8
ayat 2
-
Garis-garis besar haluan negara 1993
yang disusun dengan Pancasila sebagai landasan ideologi, dan UUD 1945 sebagai
landasan konstitusional
2. Kebijakan
tentang pengambang kreativitas
-
Garis-garis besar haluan negara 1993
(Kaidah penutupan)
-
Mengenai pendidikan nasioanal, GBHN 1993
3. Peranan
Kreativitas dalam program pendidikan anak berbakat
D.
Konsep Kreativitas
1. Kreativitas
dan aktualisasi diri
Kreativitas aktualisasi diri adalah
kekreatifan yang umum dan “Conten Free”. Banyak program kreativitas yang
berhasil bertujuan
a. Meningkatkan
Kesadaran kreativitas
b. Memerkokoh
sikap kreatif, seperti menghargai gagasan baru
c. Mengajarkan
teknik menemukan gagasan dan memecahkan masalah secara kreatif
d. Melatih
kemampuan kreatif secara umum
2. Konsep
kreativitas dengan pendekatan 4P
Rhodes menyebut ke-4 jenis defenisi
tentang kreatifitas ini sebagai “Four P’S Of Creatifity:person, proces, press, product.”
a. Person
Tindakan kreatif muncul dari keunikan
keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Intelektual dari
pribadi yang kreatif menunjukan kelonggaran dari keterikatan dari pada konvensi
mencitakan aturan sendiri, melakukan hal-hal dengan caranya sendiri, menyukai
masalah yang tidak terlalu terstruktur.
b. Product
Definisi
yang berfokus ada kreatif menekankan orisinalitas. Menurut Baron kreativitas
adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru.
c. Press
Press
atau dorongan, baik dorongan interna (dari diri sendiri), maupun dorongan
eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Mengenai “Press” dari
lingkungan, ada lingkungan yang tidak menghargai imajinasi atau fantasi, dan
menekankan kreativitas dan inovasi.
E. Konsep
anak berbakat dan Keberbakatan
Yang dianut banyak negara dalam
proyek pendidikan anak berbakat ialah definisi USOE dan definisi Renzulli.
Manfaat dari definisi USOE ialah mengakui adanya 6 bidang keterbakatan, seperti
bakat intelektual umum, bakat akademis khusus, bakat kreatif – Produktif, bakat
dalam salah satu bidang seni, bakat dalam Psiko-sosial atau bakat memimpin, dan
bidang Psimotor. Menurut Three-Ring Conception dari Renzulli dan kawan-kawan,
keterbakatan merupakan keterpautan antara kemampuan umum di atas rata-rata,
kreativitas diatas rata-rata, dan pengikatan diri terhadap tugas atau motivasi
internal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar